Menonton film
kartun adalah hal lazim untuk para anak-anak, bahkan juga bagi sebagian
para remaja dan para orang dewasa yang sudah memang tertarik di dunia ini sejak
masih kecil. Kebanyakan dari mereka memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap
film kartun karena mereka menilai kartun itu memiliki cerita yang imajinatif
dan terkesan heroik, dapat mempengaruhi imajinasi dan kreativitas, dan dapat
menjadi alternatif sarana hiburan yang bisa menghilangkan kejenuhan dari
aktivitas sehari-hari.
Akhir-akhir ini memang
sedang berkembang issue kalau
menonton film kartun itu dilarang untuk anak-anak, karena film kartun
memberikan banyak dampak negatif bagi anak-anak, yang secara tidak langsung
dapat mempengaruhi perilaku anak-anak dalam aktivitasnya sehari-hari.
Kebanyakan orang berpendapat, anak-anak yang menonton film kartun akan
cenderung meniru hal-hal yang ada dalam film tersebut, termasuk hal-hal
negatifnya. Anggapan ini menurut ane tidak sepenuhnya salah dan tidak pula
sepenuhnya benar gan, karena memang semua produksi film, termasuk film kartun
pastilah memiliki nilai-nilai moral yang ditanamkan, entah itu nilai-nilai
yang baik ataupun yang kurang baik, semua kembali kepada kita bagaimana cara
menanggapinya dan bagaimana cara kita memberikan pengetahuan dini terhadap anak-anak
kita dalam menonton film kartun agar dia mengerti mana hal yang baik dan mana
hal yang buruk, mana hal yang boleh dilakukan dan mana hal yang tidak boleh di
lakukan, serta mana hal yang boleh ditiru dan mana hal yang tidak boleh ditiru.
a. Pengertian Film dan
Film Kartun
Film
merupakan media yang menyajikan pesan audio-visual
dan gerak sehingga film memberikan daya tarik tersendiri, sehingga dengan
menggunakan media ini anak akan lebih menikmati suatu pembelajaran.
Menurut
Arsyad (2004:49) “Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar itu hidup”. Lebih lanjut Arsyad mengemukakan bahwa “Film dapat
menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit,
mengajarkan keterampilan, menyingkat dan memperpanjang waktu serta mempengaruhi
sikap”.
Kata kartun berasal dari bahasa Inggris cartoon atau
dalam bahasa Italia,cartone yang berarti kertas tebal. Awalnya kartun
mengacu pada pengertian gambar rencana, dalam seni murni kartun merupakan
gambaran kasar atau sketsa awal dalam kanvas besar atau pada hiasan dinding
pada bangunan arsitektural seperti mozaik, kaca dan fresco (Marianto dalam
Indarto, 1999:13).
Film Kartun dapat disebut juga sebagai film animasi. Film
kartun adalah bentuk dari gambar animasi 2 Dimensi (2D).Istilah animasi berasal
dari bahasa Yunani anima, artinya jiwa atau hidup. Kata animasi dapat
juga berarti memberikan hidup sebuah objek dengan cara menggerakkan objek
gambar dengan waktu tertentu (Sibero,2008:9). Animasi tidak hanya digunakan
untuk hiburan saja, animasi dapat juga digunakan untuk media-media pendidikan,
informasi, dan media pengetahuan lainnya.Secara arti harfiah animasi adalah
membawa hidup atau bergerak.Animasi adalah sebuah rangkaian gambar atau obyek
yang bergerak dan seolah-olah hidup (Chandra, 2000:1).
Pada awalnya kartun dibuat untuk membantu dalam pembuatan fresco,
yakni seni menggambar di kaca dengan warna-warna yang indah dan
mengilustrasikan suatu legenda atau mitos pada masyarakat Eropa.Bukti
arkeoleogis telah menemukan gambar kartun atau karikatur sudah ditemukan pada
dinding-dinding dan jambangan bunga pada jaman Mesir kuno dan Yunani Kuno.
Lebih lanjut Marianto (Indarto, 1999:14) menjelaskan Kartun berasal dari bahasa Italia, cartone, yang berarti kertas. Kartun
pada mulanya adalah penamaan bagi sketsa pada kertas alot (stout paper) sebagai rancangan atau desain untuk lukisan kanvas
atau lukisan dinding, gambar arsitektur, motif permadani, atau untuk gambar
pada mozaik dan kaca. Namun seiring perkembangan waktu, pengertian kartun pada
saat ini tidak sekadar sebagai sebuah gambar rancangan, tetapi kemudian
berkembang menjadi gambar yang bersifat dan bertujuan humor.
Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan
suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan
suatu pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang,
situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.Kartun biasanya hanya mengungkap
esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar
sederhana, tanpa detail, dengan menggunakan simbol-simbol, serta karakter yang
mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.
Film kartun atau lebih akrab disebut
dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar
tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak.Pada awal penemuannya, film
animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian
di-"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak. Imajinasi dan daya
cipta sang seniman memiliki porsi yang sangat tinggi dalam membuat sebuah film
kartun. Ciri khas dari film animasi adalah baik cerita, adegan, tokoh maupun
gambar nya begitu bebas dan seringkali melampaui atau menentang batas-batas
realita dunia nyata. (Red-string.blogspot.com, 2013)
Sedangkan menurut Nila Sari
(tentang-kartunku.wordpress.com, 2011) :
Kartun animasi merupakan katun yang
dapat bergerak atau hidup secara visual dan bersuara.Kartun ini tersusun dari
gambar-gambar yang di lukis lalu direkam dan di tayangkan dalam televisi atau
film.Jenis kartun ini mengambil peran penting dalam industri perfilman.
b.
Jenis – Jenis Film Kartun
Film kartun zaman sekarang telah mengalami
perkembangan yang pesat.Zaman dulu karakter kartun animasi mempunya prinsip
sederhana, namun sekarang mempunyai beberapa jenis. Adapun jenis-jenis film
kartun menurut Qirana (2012:1) yaitu “kartun animasi 2 dimensi, tiga dimensi, stop motion, serta kartun animasi jepang
(anime)”. Penjelasan dari ketiga
jenis animasi tersebut dijabarkan sebagai berikut :
a.
Film kartun dua dimensi (2D). Film kartun ini adalah jenis film kartun yang
banyak ditayangkan di televisi, terbuat dari gambar dua dimensi yang bergerak.
Dahulu dibuat berdasarkan sketsa yang digambar oleh seniman dan dimanipulasi
sedemikian rupa sehingga seakan bergerak.Seiring dengan kemajuan teknologi,
proses pembuatan film kartun jenis ini sekarang sudah menggunakan unsur yang
dikombinasikan dengan kreasi seniman. Contoh film kartun jenis ini banyak
sekali, seperti :Tom and Jerry, Spongebob Squarepants, Dora The Explorer,
Captain Tsubasa, Dragon Ball, dll.
b.
Film kartun tiga dimensi (3D). Film kartun tiga dimensi atau biasa disebut 3D
Animation, adalah produk film kartun yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi.
Hampir seluruhnya menggunakan proses pengolahan, baik dalam pembuatan fisik
tokoh, adegan, maupun setting suasana film. Film ini dalam banyak hal menggunakan
model gerakan manusia atau hewan sebagai dasar pembuatan animasi bergeraknya
sehingga terlihat begitu realistis. Contoh film kartun 3D adalah :Madagascar,
Finding Nemo dsb.
c.
Stop Motion Animation. Film kartun
animasi ini juga dikenal sebagai claymation
karena kartun ini menggunakan clay
(tanah liat) sebagai objek yang digerakkan. Teknik ini pertama kali
diperkenalkan oleh Stuart Blakton pada tahun 1906. Teknik ini seringkali
digunakan dalam menghasilkan visual effect bagi film-film era tahun 50-an dan
60-an. Film animasi jenis ini paling jarang kita temukan diantara jenis
lainnya. Meski namanya clay (tanah
liat), yang dipakai bukanlah tanah liat biasa.Animasi ini memakai plastisin
yaitu bahan lentur seperti permen karet yang ditemukan pada tahun 1897.Tokoh-tokoh
dalam animasi clay dibuat dengan
memakai rangka khusus untuk kerangka tubuhnya, lalu kerangka tersebut ditutup
dengan plasficine sesuai bentuk tokoh
yangn ingin dibuat.Bagian-bagian tubuh kerangka ini, seperti kepala, tangan,
kaki, bisa dilepas dan dipasang lagi.Setelah tokoh-tokohnya siap, lalu difoto
gerakan per-gerakan.Foto-foto tersebut lalu digabung menjadi gambar yang bisa
bergerak seperti kita tonton di film, namun animasi ini agak sukar untuk
dihasilkan.
d.
Animasi Jepang (Anime)
Anime,
itulah sebutan tersendiri untuk film animasi jepang ini.Jepang pun tak kalah
soal animasi disbanding dengan buatan eropa. Salah satu film yang terkenal
adalah Final Fantasy devent Children dan
jepang sudah banyak memproduksi anime. Berbeda dengan animasi amerika, anime
jepang tidak semua diperuntukkan untuk anak-anak,bahkan ada yang khusus untuk
dewasa.
Dari beragam jenis film animasi, film animasi yang
digunakan oleh peneliti yaitu jenis film animasi dua dimensi (2D) yang biasa
disebut film kartun, dimana karakter yang muncul merupakan karakter film yang
lucu sehingga tidak akan membosankan anak dalam menyimaknya (Seto, 2010:3).
Peneliti memilih menggunakan film kartun dikarenakan
gambar-gambar yang bergerak dan suara-suara yang muncul sangat menarik minat
anak sehingga merangsang anak untuk mau belajar khususnya untuk menunjang
proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicaranya. Pemilihan
jenis film kartun inipun dipengaruhi oleh faktor alur cerita yang diharapkan
oleh peneliti. Cerita yang dicari adalah cerita tentang suatu kisah akhlaq yang
dinilai abstrak oleh anak dan dikemas dalam suatu tontonan yangmenarik minat
anak sehingga pesan yang terdapat di dalam cerita tersebut dapat disampaikan
dengan baik.
c.
Manfaat Film Kartun
Dilihat dari indera yang terlibat,
film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif begitu pula
dengan film kartun. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga
akan lebih cepat dan lebih mudah diingat oleh anak daripada apa yang hanya
dilihat saja (Munadi, 2013:116).
Lebih lanjut Munadi menjabarkan Manfaat lainnya dari
film kartun dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran,
di antaranya adalah:
a. Pesan
yang disampaikanya cepat dan mudah diingat
b. Mengembangkan
pikiran dan pendapat anak
c. Mengembangkan
imajinasi anak
d. Memperjelas
hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik
e. Sangat
kuat mempengaruhi emosi anak
f. Sangat
baik dalam menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan suatu keterampilan
g. Menumbuhkan
minat dan motivasi belajar anak.
d.
Kelemahan Film Kartun
Saat ini kita sebagai orang Indonesia belum bisa berbangga
diri karena kita belum bisa menciptakan film kartun sendiri. Pernah ada
beberapa kali orang Indonesia yang membuat film kartun namun tidak setenar film
kartun dari luar, seperti negara tetangga kita, Malaysia dengan kartun Ipin dan
Upin, Jepang dengan Avatarnya. Namun, semua film kartun yang merebak di
masyarakat belum tentu sepenuhnya bagus bagi perkembangan anak. Karena sering
kali kita temukan beberapa adegan kekerasan, adegan percintaan orang dewasa,
perilaku kasar terhadap orang lain bahkan sampai pembunuhan. Fakta telah
menyebutkan beberapa tahun terakhir ini ada kasus kematian anak yang disebabkan
meniru gaya tokoh sang idola. Tentunya hal ini terjadi karena kurang adanya
pantauan dari orang tua, guru dan lingkungan sekitar juga pemerintah (Wordpress.com, 2011).
Ada sebuah lirik puisi yang berjudul children learn what
they live yang ditulis oleh Dorothy Law Nolte :
jika anak hidup dengan saling
pengertian, ia belajar menjadi sabar. Jika anak hidup dengan dorongan, ia
belajar percaya diri, jika anak hidup dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak hidup dengan kejujuran, ia belajar menjadi adil.
Ungkapan tersebut bukan hanya sekedar pemanis kata, tetapi
memiliki kebenaran faktual yang tidak bisa disangsikan, kondisi lingkungan pada
masa anak-anak, secara langsung ataupun tidak, akan membentuk karakter si anak
itu sendiri. Sehingga anak membutuhkan komunikasi dua arah dengan orangtua atau
guru.Namun yang didapatnya hanyalah komunikasi dua arah tapi pada benda mati.
1. Meningkatkan
Kosakata Anak
Menonton Kartun dapat
Meningkatkan Kosakata Anak. Peningkatan kosakata anak dapat dilakukan dengan
banyak cara, seperti melalui membaca, mendengarkan, dan menonton. Peningkatan
kosakata anak biasanya lebih banyak dilakukan di dunia pendidikan, terutama di
lembaga Pra sekolah seperti lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), mengingat
kosakata anak yang tergolong masih sangat terbatas. Biasanya sih upaya
peningkatan kosakata anak di lembaga PAUD dilakukan dengan menciptakan situasi
yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan bahasanya.
Kesempatan ini dilakukan melalui kegiatan bercakap-cakap, bercerita, dan tanya
jawab. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan media pengajaran bahasa anak
khususnya dalam peningkatan kosakata anak, misalnya guru PAUD menyediakan media
pengajaran, seperti boneka, mobil-mobilan, buku cerita, kartu bergambar, foto,
dan papan planel. Selain itu, menurut Arsyad. A (2002 : 26) “penggunaan media
pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, serta dapat
memberikan kesamaan pengalaman pada anak tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungan mereka”. Sudjana dan Rivai (1992 : 2) mengemukakan manfaat media
pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu “pengajaran akan lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat memotivasi belajar dan siswa dapat lebih banyak
melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi
juga aktifitas lainnya seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain”.
Dari sekian banyak
media pengajaran yang dapat digunakan dalam peningkatan kosakata anak, film
kartun merupakan salah satu media pengajaran yang cukup efektif untuk membantu
dalam meningkatkan kosakata anak. Film kartun merupakan media yang menyajikan
pesan audiovisual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan yang
impresif bagi penontonnya, termasuk anak-anak. Media film ini pada umumnya
disenangi oleh anak-anak karena karakter gambar animasi yang menarik. Hamalik
(Arsyad. A : 2003 : 15) mengemukakan bahwa kelebihan penggunaan film kartun
dalam proses pembelajaran dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari
anak ketika bercakap-cakap,tanya jawab dan Iain-lain, menggambarkan suatu
proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang bila dipandang
perlu. Serta mendorong dan meningkatkan motivasi anak dalam menanamkan sikap
dan segi-segi afektif lainnya. Nah gimana gan? sudah cukup jelas kan kalo
ternyata kebiasaan nonton kartun bisa menjadi sarana peningkatan kosakata bagi
anak-anak.
2. Meningkatkan Daya Tangkap Anak
Kartun dapat meningkatkan daya tangkap
anak. Film anak-anak seperti film kartun kebanyakan ditujukan untuk
pendidikan anak. Banyak film kartun yang dimaksudkan agar anak-anak dapat mudah
memahami jalan cerita serta nilai-nilai positif yang ada di dalamnya. Dengan
memahami jalan cerita kartun, dapat melatih daya tangkap anak terhadap suatu
peristiwa yang terjadi atau yang sedang berlangsung. Kemudian, bukan hanya
gambar visualnya saja yang dapat meningkatkan daya tangkap anak, soundtrack
suatu film kartun juga bisa berpengaruh pada perkembangan anak, karena seperti
yang kita tahu bahwa musik dapat mempengaruhi perkembangan otak.
3. Menanamkan Nilai Moral
Menonton Kartun dapat Menanamkan Nilai
Moral. Semua jenis film yang di produksi, termasuk juga film kartun pastilah
memiliki nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam setiap kisahnya. Entah itu
nilai-nilai yang baik ataupun yang kurang baik, semua kembali kepada kita
bagaimana menanggapinya. Untuk itu nih gan, diharapkan kepada semua
orang tua, agar selalu mendampingi anak-anaknya jika sedang menonton. Kemudian
bisa sekalian diberikan arahan kepada anak-anak tentang nilai-nilai yang baik
dan yang tidak baik di dalam setiap film yang ditonton, yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan, agar anak-anak dapat mengambil nilai positifnya
dengan benar.
4. Meningkatkan Kretifitas Anak
Menonton Kartun bisa Meningkatkan
Kreatifitas Anak. Kegemaran menonton film kartun dapat meningkatkan daya
imajinatif anak-anak. Saat anak-anak mengidolakan salah satu atau mungkin
beberapa tokoh kartun, mereka cenderung akan sering menggambar tokoh-tokoh
kartun yang mereka sukai tersebut. Tentu hal ini memerlukan imajinasi, dan ini
dapat meningkatkan daya kreatifitas anak. Selain itu, warna-warna yang ada di
setiap film kartun juga dapat memicu perkembangan otak anak. Seperti yang kita
ketahui, bahwa warna mempengaruhi perkembangan otak kanan, apalagi masa
kanak-kanak adalah saat yang tepat untuk belajar.
5. Sarana Hiburan bagi Anak-anak
Menonton Kartun bisa Menghibur
Anak-anak. Jelas sekali bahwa menonton kartun merupakan salah satu sarana
hiburan yang dapat meghilangkan kejenuhan setelah seharian beraktivitas,
terutama bagi-anak yang memang tergolong mudah bosan terhadap sesuatu
hal. Mungkin menonton film kartun bisa menjadi alternatif bagi para orang
tua untuk menghindari kejenuhan anak-anak dalam beraktifitas, karena menonton
kartun umumnya dapat memberikan hiburan yang cukup efektif.