Blogroll

loading...

Blogger templates

loading...

Implementasi atau Hubungan antara Bermain Kartu Bilangan dengan Kemampuan Keterampilan Kognitif (Matematika) Siswa



      Langkah-Langkah Dalam Mengimplementasikan Bermain Kartu Bilangan dengan Kemampuan Keterampilan Kognitif  (Matematika) Siswa adalah sebagai berikut :
1. Melakukan identifikasi (need assessment) kebutuhan pengembangan Kemampuan Keterampilan Kognitif  (Matematika) Siswa dengan cara :
a. Survey lapangan, untuk melihat dan memahami potensi dan minat anak berdasarkan usia, karakteristik kehidupan dalam keluarga (orang tua) dan potensi lingkungan sekitar.
b. Studi referensi, mengakaji dan memahami perkembangan anak usia dini dan kurikulum Taman Kanak-Kanak, dan menginventarisir bahan-bahan kartu bilangan yang sudah ada dan telah apakah sudah sesaui dengan kurikulum.
2. Analisis data dan inventarisir prioritas kebutuhan permainan
kartu bilangan yang akan dijadikan alat pembelajaran yang sesuai denga kriteria anak usia dini.
3. Menetukan jenis kartu bilangan yang akan dibuat atau dikembangkan
serta mendiskusikan hasil identifiksi untuk menentukan jenis kartu bilangan yang akan dibuat, dikembangkan dengan cara mengadaptasi, memodifikasi, membuat baru yang mengacu pada karakteristik perkembangan kognitifnya dan kebutuhan bermain
anak.
4. Membuat rancangan bermain kartu bilangan untuk memudahkan dalam membuat dan mengembangkan kemampuan kognitif siswa.
5. Membuat kartu bilangan dengan formulasi permainan dan sesuai dengan standar alat permainan edukatif yang mengacu pada rancangan yang sudah ditentukan.
6. Uji coba kartu bilangan, kegiatan ini menguji cobakan kartu bilangan  yang sudah dibuat dilakukan secara terbatas, langsung diterapkan pada sasaran pengguna untuk melihat, kesesuaian, kemudahan, dan kemenarikan permainan dan alat permainan edukatif berdasarkan pada kurikulum dan karakteristik anaka termasuk perkembangan kognitifnya.
7. Revisi melakukan pertemuan sesama tim pendidik untuk menelaah analisis hasil uji coba di lapangan dan melakukan diskusi tentang hal-hal yang perlu diperbaiki kartu bilangan  yang sudah dibuat.
8. Master kartu bilangan penyempurnaan kartu bilangan menjadi Master kartu bilangan berdasarkan hasil masukan dan uji coba.
         Contoh Implementasi Bermain Kartu Bilangan dengan Kemampuan Keterampilan Kognitif  (Matematika) Siswa beberapa uraian di atas tentang kemampuan kognitif dan juga tentang bermain kertu bilangan sebagai alat permainan edukatif dapat memberi pandangan kepada guru atau orang tua agar dalam menerapkan pembelajaran sambil bermain, benar-benar harus memperhatikan kondisi perkembangan kognitif anak. Dengan kata lain, Contoh implementasi teori Bermain Kartu Bilangan dengan Kemampuan Keterampilan Kognitif  (Matematika) Siswa adalah sebagai berikut :


      1. Umur 3-4 tahun.
       Pada umur tiga tahun, anak lebih terfokus pada dirinya sendiri. Mereka berusaha menyenangkan orang-orang dewasa disekitarnya dan menunjukkan kemandirian yang lebih besar. Perbendaharaan kalimat katanya meningkat dan mulai tertarik untuk membuat kalimat-kalimat sendiri. Mereka mengerti penjelasan sederhana dan memberi alasan dengan tepat. Permainan menebak dan memasangkan yang sederhana sangat disukainya karena mereka mulai menyukai tantangan. Mereka mengerti konsep angka yang sederhana, misalnya, dua dan tiga. Permainan seperti mencari gambar yang sama, bermain kuda-kudaan dan bermain mur dan baut.
      2. Umur 4-5 tahun
       Anak pada umur empat tahun dapat melakukan lebih banyak hal lagi. Ia lebih berkembang secara sosial, mental, dan fisik. Interaksi dengan teman sebayanya akan mendukung perkembangannya. Mereka senang mengamati perbedaan dan persamaan di gambar, warna, bentuk, ukuran, huruf dan angka. Perkembangan koordinasi keterampilan tangannya juga meningkat pesat, dan mereka berkembang menunjukkan minat pada berbagai aktivitas yang secara alamiah dapat menggerakkan koordinasi dan kontrol otot-otot halus. Koordinasi otot-otot besar juga berkembang dengan baik, meski beberapa anak masih kesulitan dengan bermain melempar bola, menendang, melompat keseimbagan tubuh. Permainan yang sesuai pada tahap ini seperti bermain dengan betuk, bermain kotak rupa-rupa, bermain huruf, bermain memberi nama, dan bermain puzzle, melompati jarak.
       3. Umur 5-6 tahun
       Anak usia 4-6 tahun dapat diajar berpikir kritis dalam berbagai area, yaitu: seni bahasa, matematika, ilmu pengetahuan, dan ilmu sosial. Anak dapat mulai diajarkan keterampilan observasi dasar, seperti mengamati kelompok untuk mencari tahu apa yang membuat kelompok terbentuk. Lewat pengamatan, anak juga dapat diajak memahami apa itu bunyi, udara, air, cahaya, suhu, tanah, serta berbagai kayu dan logam. Dalam melakukan observasi anak dapat diperlengkapi dengan alat bantu seperti kaca pembesar, alat pengukur suhu dan sebagainya. Mereka dapat diberi tugas yang derajat kesulitannya bervariasi: dari mulai mencocokkan nama yang terdapat dalam daftar dengan stimulus tertentu (teman, bunyi, cahaya, dan lain-lain) yang ditampilkan oleh fasilitator, sampai ke menjelaskan karakteristik dari hal yang diamatinya, bahkan menjelaskan hubungan hal-hal itu dengan manusia. Anak juga dapat belajar berpikir kritis dari pengandaian-pengandaian. Anak diminta mengandaikan kejadian yang mungkin terjadi meskipun belum pernah terjadi dalam keseharian mereka. Misalnya mereka diminta untuk membayangkan apa yang terjadi jika tidak ada air, atau bayangkan jika tak ada cahaya. Anak juga dapat diajak untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru. Contohnya, minta anak untuk mencari cara lain untuk menulis selain menggunakan ballpoint atau pensil. Atau anak diminta mencari kegunaan lain dari suatu benda. Anak dapat diajarkan untuk menemukan kesalahan-kesalahan dari keseharian dengan menggunakan gambar. Contohnya kepada anak ditunjukkan benda tertentu yang kurang lengkap, lalu minta mereka menemukan lima kesalahan dari gambar itu. Atau kepada anak ditunjukkan gambar orang membuang sampah dan ditanya apa yang salah dengan orang dalam gambar itu, mengapa salah dan bagaimana seharusnya.

Blog Archive